Sebanyak 838 orang warga Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, hingga sekarang masih bertahan di tenda pengungsian karena khawatir ancaman bahaya banjir lahar dingin Merapi. Kepala Desa Jumoyo, Sasongko di Magelang, Selasa, mengatakan belum bisa memastikan sampai kapan warga bertahan di pengungsian, apalagi ancaman banjir lahar dingin diprediksi masih akan terus terjadi selama musim hujan ini.
"Mungkin sampai tidak ada lagi banjir lahar dingin," katanya ketika menerima bantuan dari Satuan Brimob Polda Jawa Tengah. Warga yang mengungsi tersebut merupakan penduduk Dusun Gempol dan Seloiring. Mereka mulai mengungsi justru sejak para pengungsi ancaman erupsi Merapi telah kembali ke kampung halaman mereka. Mereka masih trauma dengan kejadian banjir lahar dingin yang meluluhlantakkan sebagian besar wilayahnya, terutama pada malam hari, mereka pasti kembali ke pengungsian, meskipun pada siang hari mereka kembali ke rumah. Menurut dia jumlah pengungsi saat ini mulai berkurang. Pada banjir lahar dingin terbesar pada 8 Desember 2010, pengungsi mencapai 1.061 orang.
"Sebagian sudah pulang ke rumah. Mereka yang bertahan karena masih merasa takut dan rumahnya rusak," katanya. Banjir lahar dingin di Sungai Putih mengancam keselamatan jiwa dan rumah warga karena meluap ke perkampungan.
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2010/12/28/2041288/838.Pengungsi.Terancam.Banjir.Lahar
0 komentar:
Posting Komentar